Senin, 30 September 2013

BAHASA UNTUK PENELITIAN ILMIAH




A.    PENGERTIAN PENELITIAN ILMIAH  
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam.

Pengertian penelitian ilmiah menurut  para ahli:
  1. Penyedilidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
  2. Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
  3. Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
    terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
    terhadap masalah tersebut. (Hilway, 1956)
  4. Suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah
    pemikiran kritis (critical thinking).
  5. Pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis terhadap masalah-
    masalah yang dapat dipecahkan. (Parson, 1946)
  6. Pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menemukan
    hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hokum. (John, 1949)
  7. Percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
    (Nazir, 1988)
  8. Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
    seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui
    metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu. (Depdiknas RI)
  9. Pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
  10. Suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
  11. Suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode baru.
Dari keseblas definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip (menemukan/mengembangkan/ menguji kebenaran).
2.      Dengan cara/kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan).
3.      Dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan metode ilmiah.
B.     TUJUAN PENELITIAN ILMIAH
  1. Tujuan penuliasan ilmiah adalah menyampaikan hasil pemikiran logis dan pengkajian empiris dengan prinsip logiko-hipotetiko-verifikatif.
  2. Untuk menerangkan dan mengungkapkan hubungan yang sistematis antara dua variable atau lebih.

C.     CIRI-CIRI BAHASA TULIS
-          Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
-          Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
-          Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
-          Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

D.    CIRI RAGAM BAHASA ILMIAH
Cerdas, lugas, jelas, formal, obyektif, konsisten, bertolak dari gagasan, serta ringkas, dan padat.

E.     KRITERIA BAHASA DALAM PENELITIAN ILMIAH
               Secara rinci, bahasa Indonesia yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
 
  1. Baku
Struktur bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku, baik kata maupun kalimat. Penulisan pun harus mengikuti ejaan yang berlaku. Ejaan meliputi kaidah penggunaan huruf, tanda baca, penulisan kata, dan penyusunan kata.
Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, tenaga dan lain sebagainya, maka proyek itu kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing.
Kalimat yang baku:
Karena kurang dana, tenaga, dan lain-lain (dan sebagainya), proyek itu terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing.
  1. Logis
Gagasan yang disampaikan dapat dipahami menurut akal.
Contoh:
a.       Orang yang sering menggunakan alat itu harus sering diservis supaya tidak cepat rusak.
b.      Dengan mengucapkan syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
c.       Perampok itu berhasil ditangkap petugas.
Kalimat yang logis:
a.       Alat yang sering digunakan itu harus sering diservis supaya tidak cepat rusak.
b.      Penulis mengucapkan syukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
c.       Perampok itu ditangkap petugas.
Petugas itu berhasil menangkap perampok.
 
  1. Kuantitatif
    Keterangan yang dikemukan dalam laporan penelitian harus terukur.
    Contoh:
Untuk menanam bibit durian itu diperlukan lubang yang cukup dalam.
 
  1. Tepat
    Gagasan yang disampaikan dalam laporan penelitian harus sesuai dengan gagasan yang dimaksud oleh penulis (tidak bermakna ganda).
Contoh:
a.       Atap bangunan yang sudah rusak itu terbuat dari sirap.
b.      Dia mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan berisi racun.
Terhadap kedua kalimat itu muncul pertanyaan, “Apakah sebenarnya yang rusak itu, atap atau bangunan?” (kalimat a) dan pada kalimat (b), “Apakah yang berisi racun itu, botol bir atau dapur?”

  1. Denotatif
    Kata yang dipilih harus menyatakan arti yang sesungguhnya. Artinya, kata yang digunakan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmiah adalah objektif.
Contoh:
Kota-kota besar tidak pernah tidur; padat dengan kendaraan dan pabrik yang berjalan terus tanpa lelah.

Pernahkah kita menemukan kota yang dapat tidur? Adakah pabrik yang dapat berjalan dan merasa lelah seperti manusia?

  1. Ringkas
    Gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek. Penggunaan kata tidak berlebihan, tetapi bernas.
    Contoh:
Sebaiknya letak rumah tidak berada dekat rawa-rawa dan sedapat mungkin letak rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila dekat dengan tempat ramai, kita tidak dapat beristirahat dengan baik.

Kalimat yang ringkas:
Sebaiknya letak rumah tidak berdekatan dengan rawa-rawa dan tempat ramai agar kita dapat beristirahat dengan baik.

  1. Runtun
    Gagasan disampaikan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannnya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea.
Contoh:
Pada masa kini kemampuan masyarakat untuk memiliki kendaraan semakin besar, seiring dengan majunya perautomotifan yang mengeluarkan produk kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai kualitas, mereka dapat memperolehnya. Semakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak memberikan kemudahan untuk memeliharanya. Kenyataannya, para pemilik kendaraan tidak cukup memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan kendaraan.

F.   KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENULIS ILMIAH
  1. Keterampilan bahasa (ejaan, pilihan dan bentikan kata, kalimat, paragraf).
  2. Keterampilan penyajian (sistematika penyajian judul, subjudul, sub-subjudul.
  3. Keterampilan perwajahan (format, ukuran kertas, jenis kertas, tipe huruf, penjilidan,bibliografi, apendiks, lampiran)

G. TEKNIK MENULIS ILMIAH

  1. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.

Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh:
(1) kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat)
(2) ketepatan penggunaan ata fungsi atau kata tugas
(3) kebernalaran isi
(4) tampilan esei formal.
Sebuah kalimat dalam tulisan ilmiah setidak - tidaknya memiliki subyek dan predikat.

  1. Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan
sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara
konsisten.
Contoh:
Untuk mengatasi bahaya kelaparan pada musim kemarau 2001, masyarakat dihimbau untuk menghemat penggunaan beras dengan sistem diversifikasi pangan dan menggalakan kembali lumbung desa.

H.    KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BAHASA DALAM TULISAN ILMIAH
Kesalahan pemakaian Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan:
  1.  Kesalahan penalaran
Kesalahan penalaran yang umum terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesalahan penalaran intra-kalimat dan antar-kalimat.
  1. Kerancuan
Kerancuan terjadi karena penerapan dua kaidah atau lebih. Kerancuan dapat dipilah atas kerancuan bentukan kata dan kerancuan kalimat.
  1. Pemborosan.
Pemborosan terjadi apabila terdapat unsur yang tidak berguna dalam penggunaan bahasa.
  1. Ketidaklengkapan kalimat
Sebuah kalimat dikatakan lengkap apabila setidak-tidaknya mempunyai pokok (subyek) dan penjelas (predikat).
  1. Kesalahan kalimat pasif
Kesalahan pembentukan kalimat pasif yang sering dilakukan oleh penulis karya tulis ilmiah adalah kesalahan pembentukan kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif intransitif.
  1. Kesalahan ejaan
Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan istilah EYD.
  1. Kata yang mungkin menimbulkan salah penafsiran
Salah Penafsiran : Alat pandang dengar, Bersama anak isteri, Buku sejarah baru
Benar : Alat pandang-dengar, Bersama anak-isteri, Buku sejarah-baru.

I.    PENGGUNAAN EYD YANG BENAR

  1. Penggunaan huruf kapital pada huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa; berbeda dengan pada huruf pertama yang menunjuk tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
    Kurang benar : Bangsa Indonesia, Suku Madura
    Benar : bangsa Indonesia, suku Madura
  2. Kata hubung antar kalimat
    Kurang benar : Oleh sebab itu kami…, Namun hal itu…, Untuk itu saudara…
    Benar : Oleh sebab itu, kami ……… , Namun, hal itu ……….. , Untuk itu, saudara ……..
  3. Penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu kata atau dua kata.
    Kurang benar : Menonton 3 kali, Tigaratus ekor ayam, ½ bagian keuntungan
    Benar : Menonton tiga kali, 300 ekor ayam, Setengah bagian keuntungan.
  4.  Penulisan lambang bilangan dan singkatan pada
    awal kalimat
    Kurang benar : 15 orang berhasil, 250 orang tamu
    Benar : Limabelas orang berhasil, Duaratus limapuluh orang tamu.
  5.  Penulisan unsur serapan
    Bahasa asli : Analisis, Chromosome, Technique, Quality
    Kurang benar : Analisa, Khromosom, Tehnik, Kwalitas
    Benar : Analisis, Kromosom, Teknik, Kualitas

J.    KARAKTERISTIK TULISAN YANG BAIK

  1. Mengomunikasikan maksud, pikiran, pendapat, dan perasaan secara efektif dan efisien kepada pembaca.
  2. Signifikan atau Bermakna:
(a) menyampaikan informasi yang belum diketahui                                                                   (b) menghibur dengan memberikan informasi yang menarik, dan                                                                            (c) memotivasi pembaca untuk berpikir/bertindak lebih lanjut
  1. Jelas:
(a) menggunakan struktur kalimat efektif,
(b) memilih kata yang beracuan konkret,bukan acuan abstrak,
(c) menghindari jargon yang tidak umum, dan
(d) menyampaikan isi dengan bahasa yang sesuai dengan kondisi pembaca
  1. Utuh atau Lengkap: 
(a) semua gagasan dalam paragraf mendukung topik utama,
(b) setiap gagasan penjelas mengembangkan topik utama, dan
(c) tidak ada gagasan yang sumbang.
  1. Hemat/Efisien: tidak ada kata-kata yang mubazir
  2. Kaidah Bahasanya Berterima
  3. Memiliki Kekuatan/Energi, yakni menggunakan istilah/kata-kata yang tegas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar